Tuesday, November 18, 2008

lagi gagh jelas neh,,(sok meloww gituh deh!)

Huh!

Mungkin memang nasib gue yang sangat tidak beruntung..

Dulu, di saat ada “seseorang” yang menyukai gue, gue menghindar dan menjauh karena gue takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya apabila gue mengambil keputusan menerimanya di sisi gue,, gue takut menghadapi masa depan yang gue belum tauk apa yang akan terjadi selanjutnya..

Tapi, ketika keputusan menjauh sudah gue ambil, seseorang tersebut benar-benar menjauhi gue,, gue merasa sangat kesepian.. gagh da lagi seseorang yang mencintai gue dan selalu mengisi hari-hari gue (walaupun sikap gue pada saat itu acuh, tapi gue butuh seseorang itu untuk mengisi hayal gue) sebelum keputusan keliru yang gue ambil. Akhirnya, gue mulai rapuh.. gue benci dengan penyesalan,,penyesalan yang ditimbulkan oleh keputusan gue yang salah. Kenapa selalu ada penyesalan di akhir keputusan yang salah?? Dan kenapa gue harus menyesal dengan keputusan yang sudah gue pikirkan sebelumnya??

Saat itu juga gue benci dengan PENYESALAN. Gue gagh suka menyesal, sangat tidak suka dengan adanya PENYESALAN!! Gue berfikir, andaikan ada kesempatan kedua.. gue bakal memenfaatkannya dengan sabaik-baiknya, gue gagh akan mauk lagi semuanya berakhir dengan penyesalan.

Ternyata dunia berpihak ke gue. Gue mendapat kesempatan kedua yang gue inginkan. Kesempatan kedua untuk memperbaiki kesempatan pertama yang keliru. Seseorang itu kembali datang ke gue. Membawakan kesempatan kedua yang gagh bakal pernah gue sia-siakan. Kesempatan ke dua yang gagh bakal gue buang lagi seperti kemarin. Dan, gue menerima kesempatan kedua yang ditawarkannya.

Setahun berlalu, gue masih bersama dengan seseorang itu. Setahun gue lalui dengan berbagai cobaan, mungkin karena gue masih baru mengenal dunia ini. Banyak sekali rintangan yang harus kami lalui. Hingga akhirnya sebuah pilihan kembali dipertaruhkan,, antara melanjutkan kesempatan kedua yang pernah diberikan atau mengakhirinya dengan ikhlas tanpa ada rasa penyesalan di kemudian hari..

Gue berifikir beberapa kali untuk menentukan keputusan terbaik yang bisa gue ambil, dengan resiko, tak akan ada kata penyesalan di akhir keputusan gue. Apapun yang gue ambil, tak ada penyesalan. Terima semuanya dengan ikhlas.

Akhirnya, gue memutuskan untuk mengakhiri kesempatan kedua yang sudah berjalan setahun tanpa hasil apapun. Dengan alasan, gue akan pergi jauh dan jarang kembali, jadi walaupun gue mempertahankan kesempatan kedua itu cepat atau lambat, kesempatan kedua itu akan hilang dengan sendirinya. Lebih baik gue mengakhirinya secara baik-baik. Agar tak ada PENYESALAN dikemudian hari. Tak akan ada PENYESALAN!

Tiga tahun gue lalui tanpa ada seseorang itu. Walaupun terkadang gue masih sering memikirkannya, tapi seseorang itu bukan apa-apa lagi di hati gue. Gue masih bisa bernafas lega walaupun seseorang itu tidak ada di samping gue. Dan tentu tak ada PENYESALAN untuk keputusan yang sudah gue ambil tiga tahun yang lalu.

Mungkin gue agak muluk-muluk. Tapi ini adalah kisah kesendirian gue yang malang, walaupun mungkin tak semalang kisah orang lain. Gue gagh pernah menyesali kisah malang gue. Karena tak akan ada PENYESALAN lagi dalam hidup gue,, apapun keputusan gue, tak akan ada PENYESALAN lagi!

Memasuki masa remaja, setelah tiga tahun gue lewati tanpa seseorang itu. Gue memasuki dunia baru. Masa SMA. Gue menemukan banyaknya kehidupan baru yang harus gue pelajari lebih dalam lagi. Banyak teman baru yang membuat gue harus lebih berhati-hati lagi dalam memilih agar tak ada PENYESALAN kemudian.

Semuanya berjalan dengan baik, hingga akhirnya gue menemukan seseorang yang lain. Seseorang yang bisa membuat gue tersenyum,, seseorang yang bisa membuat gue tak sanggup menahan tawa di hati kecil gue,, seseorang yang mampu mengganti kedudukan seseorang itu di dalam hati gue. Dia adalah seseorang yang baru. Seseorang yang datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya, telah mengetuk pintu hati gue.

Hampir setahun gue bersama “dia”, menikmati segala tingkah lakunya ke gue. Segala tingkahnya yang membuat gue berfikir bahwa dia memilih gue. Segala tingkahnya yang mampu dan pasti membuat semua wanita berfikir bahwa dia disukai olehnya. Sampai akhirnya gue menemukan sebuah rahasia tersembunyi dari dia. Rahasia yang membuat gue sakit dalam senyuman gue,, rahasia yang mampu menghancurkan kekokohan hati gue seketika,, Rahasia yang selama ini telah disimpannya dan terkuak pada saat gue merasa dia hampir gue miliki.

Rahasia ini mengenai dirinya dengan seseorang dihatinya. Ternyata dia memiliki seseorang yang selalu ada di hatinya dan itu bukan gue. Selama ini gue berfikir dia telah memilih gue. Gue hanya harus menunggu waktu untuk membongkar semuanya. Tapi, ternyata gue keliru. Sikapnya yang selama ini seakan membukakan pintu buat gue, memberikan harapan ke gue, seakan memberitahukan ke gue bahwa dia menyukai gue. Senyumnya yang seakan mampu mengungkapkan bahwa dia suka gue. Semua yang dia lakukan, perhatiannya dan sebagainya. gue sampai gagh ngerti sebenarnya apa yang ada di dalam fikirannya yang mampu membuat gue tenggelam dalam kebahagiaan yang sebenarnya tidak ada. Kebahagiaan yang mampu membuat gue percaya bahwa sebenarnya tak ada orang lain di hatinya selain gue. Kebahagiaan yang akhirnya mampu menghancurkan gue seketika.

Gue hanya bisa tersenyum ketika tahu bahwa sebenarnya dia tak ada harapan lagi buat gue. Gue hanya bisa mengatakan “terima kasih banyak” atas semua kebahagiaan yang sempat dia berikan ke gue sebelumnya, sebelum gue tahu yang sebenarnya, sebelum akhirnya gue hancur dan memutuskan untuk berhenti.

Sekarang, setelah akhirnya gue tahu yang sebenarnya, gue berjanji tak akan memikirkannya lagi. Gue berjanji akan berhenti berharap dan menghayalkannya lagi. Gue akan berhenti untuk berfikir bahwa suatu ketika dia akan datang ke gue dan memberikan apa yang gue selama ini harapkan. Dan gue akan selalu tersenyum mengingat kebodohan gue di masa lalu. Kebodohan yang membutakan gue dari semua rahasia gila yang seharusnya gue ketahui sebelum mengambil keputusan mengharapkannya. Tapi, sesuai dengan janji gue sebelumnya, tak akan ada PENYESALAN. Semua kisah yang sudah gue lalui dengan kebutaan gue akan gue kenang dan akan menjadi cerita lucu di kemudian hari. Cerita yang mampu membuat gue tersenyum di masa depan ketika mengingat betapa bodohnya gue mengharapkan seseorang yang sebenarnya tak bisa diharapkan lagi. Dan gue gagh akan pernah menyesal pernah mengharapkannya.

Ketika gue melihat dia dan seseorang yang dimaksud. Awalnya, gue merasa sangat sangat terluka, tapi ketika semua penyesalan sudah gue hapus dalam hidup gue, gue akhirnya mampu menerima semuanya. Gue bisa menerima dia dengan seseorangnya. Gue bisa menerima kebahagian mereka dibawah di atas gue. Gue bisa menerima kisah gue yang kembali sendiri. Kisah yang terukir karena berbagai keputusan, keputusan yang tidak boleh menjadi penyesalan.

Sekarang, yang bisa gue harapkan hanyalah seseorang yang mampu menggantikan “dia” di hati gue. Layaknya “dia” mampu menggantikan “seseorang” di masa lalu dan memberikan senyuman sementara di hidup gue. Tapi, gue butuh seseorang yang mauk memberikan senyuman sepenuhnya ke gue. Bukan senyuman kebahagiaan yang sementara dan akhirnya bisa membuat gue terluka kembali layaknya “seseorang” telah memberikan kebahagiaan dan senyuman sementara ke gue kemudian membuang semuanya begitu saja.

Gue butuh “engkau” yang mampu membagikan kebahagiaan ke gue dan mampu menghapuskan segala kesedihan yang ada di masa lalu walaupun kesedihan masa lalu gue sempat terasa bahagia dengan kebahagiaan sementara itu. Dan gue butuh “engkau” yang bisa membantu gue menyembuhkan luka kecil yang ditimbulkan oleh goresan kedua kisah kesendirian yang pernah terukir sebelumnya. Gue harap, “engkau” mauk dan mampu mengisi kekosongan gue layaknya “seseorang” yang pernah mengisikan kekosongan gue walaupun hanya sementara. Gue ingin “engkau” mauk dan mampu memberikan senyuman dan kebahagiaan sesungguhnya layaknya “dia” yang pernah memberikan kebahagiaan yang senyuman di kisah hidup gue. Gue harap “engkau” bisa menjadi “seseorang” dan “dia” yang sempurna buadh gue. Walaupun kata orang tidak ada orang sempurna tapi, seorang sahabat pernah mengatakan ke gue bahwa “memang tak ada orang yang sempurna, tapi semua orang pasti memilik tingkat kesempurnaannya masing-masing.” Dan gue percaya itu.

2 comments:

Ai said...

Deth,, huhuhuh.. Suer, sedih bgt.
Z sampe terharu n sempet berkaca2. Kw memang benar Deth. Z jga sdh g mw ngalamin yg namax PENYESALAN. Eh, klo mw jujur, z jga pernah kayk kau loh, jdi z ngerti gmn perasaanmu. KLo siliat dri postinganmu , ada 2 org yg langsung muncul di kepalaku.... (kyk kw tau mi) Bnar g? Bnar kah? Hehehhehe penasaran. But' I'll never consisted you to say it... its up to you.


Smoga kau bsa dapatkan 'dy' yang baru dan lbih bisa bahagiakan kau (ato sy mo?)

HuDii's bLoG iN HeRe said...

gw aj yg gantiin ;;)